iklan masakini

Jumat, 30 Mei 2008

Karanganyar

KABUPATEN KARANGANYAR

Kabupaten Karanganyar salah satu daerah Obyek Wisata yang banyak tujuan wisata di Jawa Tengah memiliki pesona alam pegunungan yang beriklim sejuk berjarak 15 km dari Kota Budaya Surakarta, mudah dijangkau dengan berbagai macam kendaraan.
Identitas daerah "INTANPARI" ( Industri - Pertanian - Pariwisata ) merupakan potensi Kabupaten Karanganyar yang mendapatkan prioritas untuk dikembangkan Hal didukung dengan Semboyan KARANGANYAR TENTERAM (Tenang, Teduh, Rapi, Aman dan Makmur).
Kabupaten Karanganyar juga telah meraih penghargaan dibidang kebersihan kota, hal ini ditandai dengan telah diperolehnya ADIPURA sejak tahun 1994.

Berbagai potensi wisata yang dimiliki Kabupaten Karanganyar, baik obyek wisata maupun Industri Pariwisata cukup memadai.



Obyek Wisata yang ada di Kabupaten Karanganyar antara lain :
  1. Obyek Wisata Alam : Hutan Wisata Grojogan Sewu, Wana Wisata Gunung Bromo, Bumi Perkemahan (Buper) Sekipan dan Camping Lawu Resort, Pemandian Air Hangat (PAH) Cumpleng dan Pablengan
  2. Obyek Wisata Budaya : Candi Sukuh dan Ceto, Situs Palanggatan dan Menggung, Makam Raja-raja Mangadeg dan Girilayu, dll
  3. Obyek Wisata Buatan : Tarnan Ria Balekambang, Waduk Lalung dan Delingan, dan lain-lainnya
Industri Pariwisata sebagai pendukung kepariwisataan Kabupaten Karanganyar, antara lain :
  1. Adanya berbagai Hotel dan Restoran : Hotel Bintang, Hotel Melati, Restoran/Rumah Makan
  2. Biro Perjalanan Wisata / Umum,
  3. Kerajinan Cinderamata dan
  4. Berbagai jenis atraksi Wisata dan Kesenian : Seni Musik Bambu "Tek-tek", Reog, Seni Karawitan, Tari, Wayang Orang / Kulit dan Campursari.

Hutan Wisata Grojogan Sewu

Objek Wisata yang banyak dikunjungi wisatawan Nusantara, dan Mancanegara, dapat dijangkau dengan berbagai kendaraan. Jarak 27 km ke arah timur Kota Karanganyar. Kawasan hutan yang banyak ditumbuhi berbagai jenis pohon hutan dan dihuni oleh sekelompok kera jinak. Spesifikasi Hutan Wisata ini adalah adanya Air Terjun setinggi 81 meter dikenal dengan nama Air Terjun Grojogan Sewu Tawangmangu. Perpaduan serasi antara Hutan dan Air Terjun merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Obyek wisata ini berkali-kali menjadi Obyek Wisata Teladan Tingkat Propinsi Jawa Tengah.

Fasilitas Pendukung Taman Binatang Hutan, Kolam Renang, Shelter, Warung Makan, Kios Buah-buahan dan Cinderamata, Mushola dan MCK

Candi Sukuh dan Candi Ceto

Candi Sukuh jarak berada 20 km ke arah timur Kota Karanganyar. Satu - satunya candi yang erotik dan Unik di Indonesia, hampir menyamai candi yang ada di Guatemala (AS), berbentuk (limas terpotong yang merupakan gambaran keterbatasan ilmu manusia, dibangun pada abad 15.

Candi Ceto merupakan bangunan candi yang menyerupai pura-pura yang ada di Bali, masing-masing 910 dan 1400 rneter diatas permukaan air laut jarak 9 km ke arah utara Candi Sukuh. Sejumlah relief candi yang menghiasi adalah gambaran tentang kehidupan manusia, hidup dan mati. Diantaranya tentang Upacara Tradisional Ruwatan dan juga kehidupan seksual manusia. Kedua candi ini berada tepat di sebelah barat lereng Gunung Lawu, dikelilingi oleh Hutan Pinus, sekaligus merupakan Gardu Pandang terhadap Pemandangan mempesona yang ada di lereng Gumsng Lawu.

Kedua candi ini banyak dikunjungi oleh wisatawan mancanegara dari berbagai negara, karena selain memiliki daya tarik khusus, juga mudah dijangkau.




Wana Wisata Gunung Bromo

Jarak 5 km arah utara Kota Karanganyar. Kawasan hutan penelitian yang ditumbuhi berbagai jenis pohon, termasuk pohon-pohon langka, seperti : Cendana. Selain itu hal yang paling menarik adalah dalam kawasan hutan ini terdapat sejenis pohon yang tidak hanya langka tetapi juga khas / ajaib, yaitu : sejenis pohon kayu jati yang tumbuh dikelilingi oleh pohon beringin, dikenal dengan nama "Jati Kurung'".

Tepat dibawah "Jati Kurung" ini terdapat sebuah petilasan yang konon merupakan petilasan "Nyai Ageng Serang" (istri dari P Diponegoro) sewaktu mengungsi pada masa penjajahan Belanda. Karena adanya petilasan ini, pada hari-hari tertentu banyak dikunjungi oleh para peziarah.

Fasilitas yang ada di Wana Wisata ini antara lain:
Panggung terbuka, shelter/gubug wisata, arena bermain anakanak, mushola, gardu pandang, dan lain-lain, sangat sesuai untuk para remaja berkencan dan bersantai keluarga.

Taman Ria Balekambang

Jarak 20 km arah timur Kota Karanganyar. Arena rekreasi keluarga yang menawan hati dengan udara sejuk dan nyaman karena masih termasuk dalam Kawasan Wisata Tawangmangu, hanya berjarak 100 meter dari Hutan Wisata Grojogan Sewu. Taman Rekreasi Hutan Pinus yang dilengkapi sarana pendukung diantaranya : Kolam Renang, Lapangan Tenis, Sanggar Lukis, Arena bermain anak-anak (dilengkapi dengan berbagai patung binatang, kios bunga, dan sebagainya).



Sapta Tirta Pablengan Matesih dan Pemandian Air Hangat Cumpleng Tawangmangu

Jarak 17 km dari arah timur Kota Karanganyar, Sumber Air Hangat banyak terdapat di Kabupaten Karanganyar tetapi baru 2 buah yang dapat dikelola , yaitu: 5apta Tirta Pablengan dan Pemandian Afr Hangat Cumpleng Sapta Tirta Pablengan berlokasi di Desa Pablengan, Kecamatan Matesih, dilatar belakangi sebuah bukit rindang yang bernama Argo Tiloso. Selain menyajikan Pemandian Afr Hangat yang berkadar belerang tinggi, di dalam lokasi ini terdapat sebanyak 7 (tujuh) jenis mata air:

1. Air Hangat
2. Air Mati
3. Air Dingin
4. Air Soda
5. Air Hidup
6. Air Bleng / Asin
7. Air Urus-urus

Juga Terdapat Tempat Pemandian Terbuka dengan bilik berjumlah 6 (enam) buah, berbentuk Segi Enam, peninggalan Raja Mangkunegoro VI. Sedangkan Pemandian Afr Hangat (PAH) Cumpleng berada di Desa Plumbon, Tawangmangu, merupakan sumber air yang mengandung zat belerang, zat besi dan zat-zat lain yang bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit kulit dan rematik, fasilitas yang ada : Pemandian terbuka dan tertutup, arena bermain anak-anak dan MCK.


Bumi Perkemahan (BUPER) Camping Lawu Resort dan Sekipan

Jarak 31 km ke arah timur Kota Karanganyar suasana hutan yang menyajikan keindahan alam, kesejukan dan kenyamanan. Kondisi yang serba alami, perpaduan hutan dan perbukitan, sehingga memiliki permukaan tanah yang bergelombang, sangat sesuai sekali untukbumiperkemahan(Camping Ground).

Letak kedua Bumi Perkemahan ini sangat berdekatan hanya berjarak 1 km, dapat ditempuh dengan berbagai kendaraan ataupun jalan kaki sejauh 5 km dari terminal bus Tawangmangu.

Beberapa Fasilitas yang disediakan:
Buper Camping Lawu Resort : Perlengkapan Perkemahan, Villa, Cafe, Kolam Renang, tempat parkir luas, MCK, dan berbagai sarana lainnya.
Buper Sekipan : Perlengkapan Perkemahan.


Industri Pariwisata

Hotel

  1. Hotel LOR IN
  2. Hotel NARITA
  3. Hotel SARI I
  4. Hotel SARI II
  5. Hotel KOMOJOYO KOMORATII I
  6. Hotel INDAH
  7. Hotel DUTA INDONESIA
  8. Hotel JONGGRANG
  9. Hotel MARINI
  10. Hotel ASRI
  11. Hotel GARUDA
  12. Hotel WAHYU ASRI
  13. Hotel TEJOMOYO, DLL
Restoran/Rumah Makan
  1. PUAS SITI SARI Tawangmangu
  2. MBANGUN TRISNO Tawangmangu
  3. SAPTO ARGO Tawangmangu
  4. JAKARTA Tawangmangu
  5. INDAH Karangpandan
  6. KING KONG Karangpandan
  7. TELAGA PANDAN Karangpandan
Kerajinan / Cinderamata
  1. Kerajinan Kayu Pinus
  2. Kerajinan Mendong
  3. Kerajinan Tempat Lilin
  4. Kerajinan Gerabah,
  5. Kerajinan Kayu Batik, dan lain-lain

Kamis, 29 Mei 2008

Minggu, 25 Mei 2008

tawangmangu

Tawangmangu

Tawangmangu is located 40 km east of Solo, this recreational resort offers fresh weather; scenic views, swimming pools, bungalow style hotels and restaurants. Tawangmangu, a mountain resorts at an elevation of almost 1 km above sea level, which promises a cool escape from the city's heat. It lies on the slopes of Mt., Lawu, at an elevation of 1300 m above sea level. A cool splendid hill resort also on the slope of mount Lawu, at about 1400 M height above sea level. The road from Solo via Karangpandan is a fine trip thru magnificent green terraced hills. Tawangmangu has all kind of facilities, hotel, camping ground, forest tourism, etc. The climate is fresh and one can enjoy the beautiful scenery. Other features include nearby temples, a national park and 40m in high waterfall of Grojogan Sewu.

It is a 100 M high waterfall; the pool at the bottom has very chilly water. In front of the gate to Grojogan Sewu, horses for rent are available to ride around Tawangmangu.

Jumat, 23 Mei 2008

History of yogyakarta

The special region of Yogyakarta (pronounced: Jogjakarta) is affectionately called Yogya) and is located in Central Java. It consists of five regencies and is one of the 26 provinces in Indonesia. People have lived in Central Java and Yogya area since over the centuries ago they have been attracted by the rich soil caused by the numerous volcanic eruptions. From 9th century the area was dominated by Hindu and Bhuddist kingdoms that gave rise to the magnificent temples such as Prambanan, Ratu Boko, Kalasan, Sambisari and Borobudur.

In early 18th century, the Muslim Mataram Kingdom was ruled by Paku Buwono II. After he passed away, the kingdom was divided into Surkarta Hadiningrat kingdom under the rule of Sunan Pakubuwono III and Nyayogyakarta Hadiningrat under the rule of Sultan Hamengkubuwono I.

After the independence of Indonesia was proclaimed, Sri Sultan Hamengkubuwono IX and Sri Paku Alam VII launched a statement that the Kasultanan and Kadipaten (the two royal regions) belonged to Indonesia. Since then, it has been known as Yogyakarta Special Region and was given provincial status in 1950 in recognition of its important role in the fight for independence. In fact, it was the capital of Indonesian Republic from 1946 to 1949.

clik here

Pleistocene and Holocene

Sea Level Changes
A system called oxygen isotope analysis of deep sea
sediments has enabled scientists to map variations
in sea levels which had major repercussions on the
physical geography of the archipelago. Large areas
of the shallow South China
Sea and Java Sea, (Sunda
Shelf), became periodically
dry land. In fact large river
valleys can
still be
observed on slrbmarine
of the Sunda shelf.
maps
These land bridges did not
extend east
of Wallace’s
- the natural zoogeo-
line
graphical barrier which separates, because of the
depth of the sea, the western part of Indonesia
under Asian influence from the eastern part under
Australian influence. Climate (precipitation and
seasonal patterns) underwent drastic changes
throughout the Quaternary, as did the natural
environment (palaeogeography and vegetation).

clik here